Sabtu, 23 Februari 2019

Contoh artikel psikologi berbahasa inggris - English Lesson


Nama    : Nusa Chandra
NIM      : 1177000077
Kelas     : Psikologi 2B
Matkul  : B. Inggris

Brain protein crucial to recovery from stroke
Date                      : February 11, 2019
Source                  : University of Pittsburgh
Summary             : Researchers have identified a brain protein at the root of how the brain recovers from stroke.  The finding offers a promising avenue for developing therapies that could work even when given beyond the first few hours after a stroke.

Every 40 seconds, someone in the United States suffers a stroke and available therapies, such as clot busting drugs or clot removal devices, are focused on limiting the extent of brain damage. Now, research from the University of Pittsburgh School of Medicine and the VA Pittsburgh Healthcare System shows that a brain protein called UCHL1 may be critical to how nerve cells repair themselves after stroke damage. The research, conducted in animal models, could aid in the development of therapies that enhance stroke recovery by improving the underlying biological repair process."Even though traditional stroke therapies are very effective when available, the treatment must be started in the first hours after a stroke and most patients are not able to get these treatments. So there is a clear need for new approaches that can improve recovery days after a patient experiences a stroke," said co-senior author Steven Graham, M.D., Ph.D., professor of neurology at Pitt's School of Medicine, and associate chief of staff for research at VA Pittsburgh. "We think we have identified a protein that is at the root of how the brain recovers from stroke, making it an attractive target for developing drugs that help improve recovery."

UCHL1 is an enzyme that is highly active in the brain and plays a role in clearing away abnormal proteins. Mutations in the gene coding for UCHL1 have been thought to cause motor function deficits in humans. Previous research from Graham's lab had provided some hints as to UCHL1's function, showing that cyclopentenone prostaglandins (CyPgs) -- fatty acid molecules -- released in nerve cells after a stroke bind to UCHL1 and impair its function.
Graham teamed up with Feng Zhang, Ph.D., an assistant professor of neurology at Pitt's School of Medicine and a co-senior author on the current study published in the Proceedings of the National Academy of Sciences, to tease out the exact role of UCHL1 in stroke and to determine if it could be a viable drug target.

The researchers created a mouse model in which they inserted an altered version of the UCHL1 gene that was resistant to the effects of the CyPgs. They then surgically modelled the effect of a stroke in both genetically engineered and normal mice to compare how the nerve cells recovered.
Preventing CyPgs from inhibiting UCHL1 decreased the amount of injury to the axons after stroke when compared to normal mice. Axons -- the long cables projecting outward from the center of the nerve cell -- are needed to carry electrical signals and connect to other neurons and make up the bulk of the 'white matter' in the brain.

Further experiments showed that keeping UCHL1 active after a stroke helped preserve the function of neurons and brain tissue by activating cellular repair mechanisms that quickly cleaned up damaged proteins, preventing further nerve cell loss. The mice with the resistant form of UCHL1 also had improved recovery of waking, balance and other motor functions.
"While most stroke therapies focus on preventing neuronal death, preserving axonal integrity and decreasing white matter injury could be equally important for improved recovery," said Graham, who also is a neurologist at the UPMC Stroke Institute. "UCHL1 is a central player in that process."
Graham and his colleagues are now engaged in efforts to identify new drugs that could prevent CyPgs from binding to UCHL1 or to replace damaged UCHL1 proteins with a derivative that can be given intravenously.

Story Source : Materials provided by University of Pittsburgh. Note: Content may be edited for style and length.
Journal Reference : Hao Liu, Nadya Povysheva, Marie E. Rose, Zhiping Mi, Joseph S. Banton, Wenjin Li, Fenghua Chen, Daniel P. Reay, Germán Barrionuevo, Feng Zhang, Steven H. Graham. Role of UCHL1 in axonal injury and functional recovery after cerebral ischemia. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2019; 201821282 DOI: 10.1073/pnas.1821282116

Minggu, 17 Februari 2019

Pskologi Gestalt (Mark Weitheimer : 1910an) | Psikologi Umum



1.       Getalt = form atau configuration artinyakeseluruhan “wholness” oleh Johann Wolfgang (Pickren & Rutherford, 2010)
2.       Phi Phenomenon = naik kereta api dari vienna – rhineline
3.       Berasal dari jerman berkembang di USA
4.       Menentang Behaviorist bahwa kesadaran tidak bisa diteliti secara obyektif, kesadara bukan subjek matter psikologi.
5.       Tidak sejalan dengan wundt yaitu fokus hanya pada elemen2 kesadaran
6.       Kritik psikologi gestalt Thorndike “Connectionism”, Pavlov lebih menekankan “Reflextive Behavior” & Watson “Stimulus Respons
7.       Gestalt lebih fokus kepada keseluruhan elemen, dipengaruhi oleh “Immanuel Kant, Ernest Mach & Christian Von Ehrenfels”
a.       Struktur kesadaran lebih penting dibanding elemen kesadaran
b.      Lingkungan memengaruhi sruktur kesadaran seseorang
c.       Struktur kesadaran dipengaruhi proses kognitif
8.       Tokoh2 : Mark Weitheimer (1880-1943) => Law of Pragnanz
: Wolfgang kohler (1887-1967) => Nueva = memecahkan masalah
: Kurt Koffka (1886-1941) => Sensory
9.       Penerus         : Wolfgang Metzger (1899-1979) => Ganzfeld Effect & Learning Motor
: Edwin Rausch (1906-1994)
: Kurt Lewin (1890-1947) => Teori Medan & Motivasi
: Fritz Heider (1896-1988)
: Solomon Ash
10.   Prinsip Gestalt (Law of Pragnanz)
a.      Figure Ground
b.      Principle of Continuity
c.       Principle of Proximity
d.      Principle Inclusiveness
e.       Principle of Similarity
f.        Principle of Closure

Catatan Gestalt ( Mark : Law of Pragnanz) : persepsi, proses belajar, berfikir dan 
perkembangan anak



Kamis, 17 Januari 2019

Aliran Psikologi Behaviorisme | Psikologi Umum


Banyak sekali artikel yang membahas tentang sejarah psikologi dari zaman yunani sampai sekarang ini. Psikologi behaviorisme merupakan salah satu aliran yang paling banyak dipakai dalam berbagai bentuk jenis terapi. Namun, tidak sedikit pula yang menentang akan paham daripada behaviorisme ini dengan anggapan bahwa tingkah laku manusia tidak bisa disamakan dengan tingkah laku binatang. Tapi, tidak sedikit pula yang merasakan manfaat daripada teori behaviorisme ini. Contoh kecil penelitiannya yakni, penelitian pavlov tentang seekor anjing. Awalnya pavlov melakukan operasi kecil pada anjing sehingga air liurnya nampak jelas. setelah itu ia mencoba berbagai percobaan mengenai stimulus air lur. Mula2 anjing diberi makanan dari kejauhan air liurnya pun keluar, kemudian pavlov mencoba membiasakan anjing dengan suara lonceng sebelum keluar makanan. Lama kelamaan ternyata bunyi dari suara lonceng tersebut membuat respons air liur keluar secara spontan yang disebut dengan Conditioned Reflex. Secara singkat, penulis mencoba merangkum agar lebih mudah dipahami. Mari kita ulas!


1.   Psikologi Behaviorisme (Graham JB. Watson, 1913)
Merupakan aliran yang fokus pada perilaku dan menekankan bagaimana peran stimulus2 yang ada diluar diri manusia membentuk perilaku melalui proses belajar(Glassman & Hadad, 2009).
Menurut Graham (2017) :
a.       Psikologi buklan science of mind, tapi science of behavior;
b.      Menjelaskan perilaku lebih karena faktor2 eksternal, bukan internal (Motivasi, pikiran dll);
c.       Mengembangkan teori2 menggunakan istilah2 perilaku.

Sejarah singkat : kemunculan behaviorisme sendiri sebenarnya tidak lepas dari pengaruh fungsionalisme McCattel dan Wiliam James yang bukan hanya memelajari fungsi kesadaran, tapi juga memelajari perilaku (Hargenhahn, 2009). Fungsionalisme sendiri terpengaruh oleh teori evolusinya Darwin, yang beranggapan bahwa evolusi terjadi bukan hany aspek fisik, tapi juga aspek psikologis. Akibat pandangan tersebut, para fungsionalisme lainnya seperti John B Watson dan Edward Lee Thorndike(1874-1949) melakukan penelitian terhadap binatang yang mendorong munculnya psikologi binatang atau Animal Psychology. Dikembangkan dibeberapa pusat pengembangan psikologi seperti harvard, chicago, columbia dan lain2 (Greenwood, 2009). Pada  tahun 1913, JB. Watson dianggap sebagai pendirinya, aliran baru yang menentang strukturalisme dan fungsionalisme. Baginya, jikalau ilmiah. Psikologi harus fokus terhadap sesuatu yang diamati, yaitu perilaku.

Perkembangan : Menurut Schultz dan Schultz (2010), terbagi menjadi tiga tahap, diantaranya :
a.       Behaviorisme Radikal : Terbentuknya sejak pertama kali behaviorisme muncul sampai dengan tahun 1930an yang didirikan oleh Watson. Fokus terhadap perilaku yang diamati dan menghindari pembahasan mengenai kondisi mental (Greenwood, 2009).
Tokoh2   : Ivan Petrovitch (1849-1936)
                  : John Broadus Watson (1878-1958)
                  : Edward Lee Thorndike (1874-1949)
                  : Vladimir M. Bechterev (1857-1927)

b.      Neo-Behaviorisme :  bersumber dari gagasan Tolman, Hull dan skinner pada 1930-1960an. Sudah ada pengaruh dari Logical Postivism yang mengakui adanya dua jenis sains, yaitu empitis dan sains rasio (Hergenhahn,2009).
Tokoh2   : Edward Chace Tolman (1886-1959)=> Purposive Behavior
               : Clark Leonard Hull (1884-1952)    => Hipothetice, Deducative Intervening
               : Edwin Ray Guthrie (1886-1959)   => Law Of Effect, Readness & Principle Conting.
               : B.F Siknner (1904-1990)    => Operant Conditioning Schedule of Reinforcement.

c.       Sosio-Behaviorisme : penggagas Albert Bandura dan Rotter pada 1960-1990an. Bandura mengkiritik behaviorisme radikal yang menganggap hubungan antara perilaku da lingkungan yang bersifat deterministik. Ia menawarkan Social Learning Theory. Yang meyakini adanya interaksi perilaku, kognisi dan lingkungan serta perilaku manusia bisa diperoleh melalui modeling (Bandura, 1966) dan Rotter mnyampaikan gagasan mengenai  Locus Of Control, yaitu pentingnya hubungan perilaku dan penguatan.
Tokoh2   : Albert Bandura (1925-sekarang)
               : Julian B. Fotfer (1916-sekarang)


Senin, 03 September 2018

PBAK Day 3 -

Kamis 30 Augustus 2018
Di Gedung Anwar Musaddad UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Courtesy YouTube :
Opening PBAK
PSMSGD
PSMSGD2


Untuk hari ketiga penutupan. Di hari ketiga ini acara diisi dengan kegiatan pertunjukan dari berbagai UKM yang ada di kampus UIN Bandung. Banyak UKM yang disediakan dikampus. Tetapi, yang di tampilkan kurang lebih hanya 25 UKM mungkin karena keterbatasan waktu jadi hanya beberapa UKM saja yang ditampilkan. Tidak banyak pertunjukan yang saya nikmati. dari jam 7 sampai 12 siang saya menonton. Tadinya saya ingin menonton sampai selesai. Tetapi, duduk selama 5 jam memang bukan waktu yang sedikit. Makanya saya coba untuk mencari hal lain atau kegiatan lain yang dapat bermanfaat. Selesainya solat dan makan saya melihat banyak organisasi yang berbeda berorasi dikampus bertemakan turunkan UKT. Dari awal orasi saya diajak oleh organisasi tersebut. Namun, karena saya masih Maba saya tidak berani dan memutuskan hanya melihat saja orasi tersebut. Walaupun beberapa kali saya diajak untuk berdemo saya tidak ikut. Selain karena masih polos :D memang ada kegiatan lain yang akan saya lakukan. Salah satunya, pergi ke stand psikologi untuk bercakap2 seputar prodi psikologi dan mata kuliah yang akan saya dapatkan di semester pertama.

Bagi saya masuk UIN Bandung adalah suatu kejutan dan tantangan tersendiri. Tadinya saya punya tujuan untuk menjadi aktivis dengan mengikuti berbagai UKM yang disediakan selaras dengan minat dan bakat saya seperti UKM musik, jurnalis, mahapeka dan banyak lainnya. Tapi, setelah saya tau bahwa psikologi UIN adalah salah satu prodi yang banyak orang bilang susah masuk susah keluar. Saya berfikir kembali untuk menjadi aktivis. Karena pada dasarnya saya ingin menjadi seorang akademis yang mampu menyelesaikan studi kurang lebih 4tahun. Banyak keraguan yang saya khawatir kan untuk ikut banyak organisasi. Salah satunya karena takut kesibukan organisasi lebih banyak ketimbang kesibukan matakuliah. Akhirnya saya putuskan untuk rehat setahun tidak ikut organisasi dan fokus dimatakuliah dan melihat kondisi. Mungkin setelah satu tahun saya bisa aktif di organisasi. Keputusan itu saya dapat hasil dari diskusi dengan kating maupun guru BK sewaktu masih SMA. Bukan apa-apa, mereka khawatir karena Maba, masih polos sehingga mudah terbawa dan lupa akan kewajiban utamanya yaitu menjadi seorang mahasiwa. Saya harap ditahun selanjutnya atau disemester depan saya bisa ikut banyak organisasi dan mempertahankan IP diatas 3. Karena seseorang tanpa tujuan bagaikan sebuah kapal berlayar mengikuti arus ombak. Tujuan saya adalah menjadi seorang aktivis dan akademis yang aktif bersinergi yang muda yang berkarya. Oke sekian dulu, salamat membaca. Beri komentar yang membangun agar penulis semakin semangat menulis dan semakin baik pula karya tulis untuk kedepannya lagi :) terimakasih salam mahasiswa 💪💪👍👍

Sabtu, 01 September 2018

PBAK Day 2 -

Rabu 29 Augustus 2018
Di Gedung Ex. Pasca Lt.4

UNTUK HARI BESOK
MAHASISWA BARU FAKULTAS PSIKOLOGI
DI WAJIBKAN HADIR PADA PUKUL JAM 06.00 TEPAT
DI PARKIRAN BELAKANG FAKULTAS PSIKOLOGI dekat DPR.

Untuk pengarahan sebelum menuju gedung Ex. Pasca Lt.4
Dan akan di lanjutkan dengan Berjalan beriringan menuju Aula Ex. Pasca.

Ini informasi..
Hari besok Acara fakultas. Jadi univ menyerahkan semua ke fakultas.
Jdi intruksi akan di pegang oleh Fakultas, Dema dan Panitia Fakultas.
Mohon kerjasamanya yah.. ☺

Pengumuman..!!! LAGU KEDUA YANG HARUS DIHAFALKAN UNTUK BESOK.
Halloo... Halloo... Kita Psikologiii...
Bagai musik, dan lirik, yang tak terpisahkan.

Halloo... Halloo.. kita kabemapsiii...
Bersatu, berjuang, untuk masa depan...
Oooooo.... Oooo.... Ooo.....

YouTube : klik disini

Untuk besok silahkan kalian kumpul/berbaris sesuai kelompok daftar mentoring yang ada di file tersebut saat berada di parkiran belakang fakultas.

Daftar mentoring tersebut bukan untuk mentoring di hari sore besok, tetapi untuk pengondisian saat di titik kumpul. Untuk mentoring hari besok tetap mengikuti kelompok yang telah dibagikan oleh DEMA-Universitas.

Cukup Jelas ya?? Silahkan dicari rekan nya..
Silahkan di pahami

Hari kedua adalah acara kefakultasan. Dari acara tersebut banyak materi yang disampaikan dosen. Yang paling membanggakan adalah saat fakultas psikologi menjadi pilihan terfavorit di tahun 2018 ini dengan peminat mencapai 6000 kuota yang disediakan hanya 220. Hal ini tentu menjadi kebanggaan khususnya kaprodi dan dekan fakultas psikologi. Banyak sekali target yang ingin dicapai dosen psikologi dan Alhamdulillah sekarang saya begitu yakin dan bangga untuk menjadi sarjana psikologi UIN Bandung ini. Saya harap angkatan 2018 mampu menyelesaikan studi dengan waktu kurang lebih 4 tahun atau kurang dari itu dan mampu berjuang bersama2 dari pertama 223 lulus pun 223. Mudah-mudahan pula ditahun 2020 ini prodi psikologi mendapat akreditasi A. Itupun salah satu target dosen psikologi dan anak psikologi 2018 ini juga yang punya peran penting untuk menjadi lulusan terbaik dari tahun2 sebelumya. Memang sebelumnya banyak yang mundur bahkan pindah dari 180 mahasiswa hanya tersisa 150. Sebenarnya banyak yang bisa saya ceritakan lagi seputar psikologi khususnya fakultas psikologi UIN Bandung. Namun, bila ada yang ingin ditanyakan atau ingin tahu lebih lanjut bisa komentar atau kirim pertanyaan ke email saya. Nanti sebisa mungkin saya akan jawab dan lewat tulisan lainnya. Semoga tulisan ini bermanfaat. Dan besok adalah hari terakhir pbak UIN SGD Bandung, ikuti terus ceritanya moga pembaca gak bosen buat baca tulisan saya. :) Oke sekian dulu dari penulis terimakasih.

Oh iya sorry baru nulis dihari Sabtu ini, karena memang lagi santainya hari ini :) oke see you next time reader byee :)

Selasa, 28 Agustus 2018

PBAK Day 1 -

Selasa 28 Augustus 2018
Di Gedung Anwar Musaddad UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Materi 1 - Profil UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Narasumber : Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si (Rektor UIN SGD Bandung)

IAIN SGD 8 April 1968. Terdiri dari 4 fakultas.

Materi 2 - Budaya akademik dan kode etik mahasiswa
Narasumber : Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M. Ag (Wakil Rektor I Bidang Akademik)

A. Peran dan fungsi mahasiswa muslim
- Mempunyai wawasan luas ttg keagamaan
- Pemberi peringatan/sang pencerah utk kaumnya
- Sbg mujahid dan mujahiddid utk masa depan bangsa
- Sbg agen perubahan dan perbaikan masyarakat
- Sbg pemimpin masa depan

B. Eksistensi mahasiswa muslim
- Sbg Thalib
- Sbg generasi muda yg mempunyai cita dan idiologi mulia penerus masa depan bangsa
- Sbg calon ilmuwan muslim
- Sbg ulul-albab

C. Profil mahasiswa/sarjana muslim
- Profesional dlm bidangnya
- Berwawasan (arif dalam keagungan imtaq)
- Peka thd lingkungan
- Logis
- Berdaya saing
- Cerdas iptek (matang nalar dan spiritual, mandiri)
- Menjunjung ukhwah dan kebersamaan
- Analitis

D. Budaya akademik
1) Prinsip
. Objektif dan jujur
. Menjunjung tinggi nilai kebaikan dan kebenaran
. Kesetaraan
. Keadilan
. Transparan
. Akuntabel
. Etika dan moral

Materi 3 : Kelembagaan dan administrasi
Narasumber : Prof. Dr. H. Oyo Sunaryo Mukhlas, M. Si (Wakil Rektor II AUPK)

Materi 4 : Peranan Mahasiswa dalam Menangkal Bahaya dan Ancaman Terorisme dan Radikalisme
Narasumber : Asep M. Hamin, SH, MH
Kepala unit I bid. keamanan negara polda Jabar

Materi 5 : Peran Mahasiswa dalam Mempelopori Kemandirian Nasional untuk Mempersiapkan Menghadapi Tantangan serta Peluang Revolusi Industri 4.0
Narasumber : Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, S.IP

Kesan PBAK Day 1
Pertama kali liat sidang terbuka senat, itu hal yang luar biasa. Banyak cerita dan pengalaman yang saya dapatkan dari materi2 tersebut terutama bapa rektor dan bapak jendral. Tapi ya, duduk selama 5 jam dengan posisi kaki terlipat itu rasanya pegel banget. Untung terhibur oleh PSM. Be better for the future!! PBAK 2018 ! Aktif Bersinergis, Yang Muda Yang Berkarya!!





Senin, 27 Agustus 2018

H-1 PBAK di

UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Bandung, 28 Agustus 2018

Pengumuman Ke 1
Hafalkan Lagu Berikut.
Wajib Hafal. Kalau ga Hafall....
Di apa in yah ???

Ini Liriknya..
Lambang Psyche kami tak akan berganti, semangat diriku takkan pernah mati, Ayo Psikologi... UIN Bandung kita sebarkan Bahagiaaaaaaa....

LA LA LA LAAAAÀA LA LA LA LA
LA LA LA LA LA LA LA LA LAAAAA

YouTube : klik Disini

Itulah tugas pertama maba yang wajib dihafal fak. Psikologi, bagi saya pribadi itu adalah suatu keharusan yang mesti saya kerjakan. Karena, saya selalu ingat untuk Selalu bangga memakai almamater UIN Bandung tercinta. Dari 87K camaba yang diterima kuota yang tersedia hanya 5900 dari semua jalur yang disediakan. Ketika orang lain merasa UIN Bandung adalah tempat pelarian Maba karena tidak diterima di perguruan tinggi lain. Lain hal dengan saya sendiri yang menjadikan sebuah kebanggaan tersendiri karena mampu bersaing dengan camaba lain yang saya rasa bukan hal yang mudah untuk melewatinya. Tapi dengan niat dan tekad yang kuat saya bisa membuktikannya. Karena, setiap orang berhak buat meraih impiannya masing-masing asalkan mempunyai kemauan yang besar.

PENGUMUMAN 2
UNTUK HARI BESOK
SELASA 28 AGUSTUS 2018

Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi
DI WAJIBKAN HADIR
PUKUL 06.15 PAGI

DI DEPAN FAKULTAS PSIKOLOGI
UNTUK PEMBAGIAN PIN YANG AKAN DI BAGIKAN OLEH PANITIA

TIDAK BOLEH TELAT.
MOHON KERJASAMANYA DAN KEDISIPLINANNYA.
TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMBAWA KENDARAAN PRIBADI RODA 2 ATAUPUN RODA 4 KEDALAM KAMPUS.
BAGI YANG TERPAKSA MEMBAWA KENDARAAN PRIBADI SILAHKAN PARKIR DI LUAR KAMPUS
CARILAH TEMPAT YANG AMAN, GUNAKAN KUNCI TAMBAHAN DAN TARUH HELM DENGAN AMAN BAGI PENGGUNA RODA 2.

note
Denah mimin buat mendadak.
Maaf kalau jelek, semoga membantu bagi yang belum tau letak Fakultas Psikologi
Semua gerbang/pintu menuju kampus di buka.
Diwajibkan Untuk Sarapan Terlebih Dahulu.

Sekian Terimakasih

Minggu, 26 Agustus 2018

Tantangan mahasiswa di Era Generasi Milenial


PENULIS NUSA CHANDRA S.PSI M.PSY AGUSTUS 27, 2018

Generasi milenial adalah generasi yang sangat mahir dalam teknologi. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi ini memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi sebelumnya. Namun sayangnya, dari beberapa statistik yang saya baca, dikatakan bahwa generasi milenial cenderung lebih tidak peduli terhadap keadaan sosial, termasuk politik dan ekonomi. Mereka cenderung lebih fokus kepada pola hidup kebebasan dan hedonisme. Mereka cenderung mengingkan hal yang instant dan tidak menghargai proses.

Di era ini segala sesuatu bergerak dengan cepat, dunia menjadi tanpa batas, informasi dapat diperoleh dimana saja dan dari siapa saja. Generasi masa kini harus berusaha dan mampu menjadi bijak terutama dalam penggunaan media sosial. Media sosial ini mirip dengan politik, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita bisa berguna dan bertambah pintar apabila menggunakan media sosial dengan benar, tapi kita juga bisa menjadi penyebar hoax dan menjadi bodoh apabila kita menggunakan media sosial dengan tidak benar.

Di era ini dengan segala kecanggihan teknologi, tingkat persaingan juga semakin tinggi. Kualitas dan kinerja manusia juga dituntut menjadi semakin tinggi. Generasi masa kini harus mampu beradaptasi dengan cepat, belajar dan menjadi lebih baik dengan cepat serta melakukan navigasi yang lincah dan tepat untuk dapat memecahkan setiap masalah. Kreatifitas dan Apabila tidak, dalam beberapa tahun ke depan mungkin posisi kita sudah digantikan oleh robot atau program komputer.

Di Indonesia, ada sekitar 81 juta penduduk yang termasuk dalam generasi milenial. Berarti sekitar hampir 32% dari total populasi di Indonesia. Pertanyaannya: Mampukah kelompok 32% ini menjadi change agent untuk Indonesia? Siapkah mereka untuk membangun dan meneruskan Indonesia? Ini yang menjadi tantangan terbesar bagi generasi milenial Indonesia.

 Dini Shanti Purwono, SH, LL.M
*Penulis Adalah Advokat, Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia & Harvard Law School

Peran Mahasiswa di Era Generasi Milenial


PENULIS NUSA CHANDRA S.PSI M.PSY AGUSTUS 27, 2018

Kata “pemuda” seringkali di-identik-kan dengan kelompok anak muda yang masih “bau kencur” alias belum berpengalaman, belum matang dalam berpikir dan belum stabil secara emosi. Dan karenanya secara umum orang tidak terlalu memperhitungkan kelompok pemuda ini karena dianggap pola berpikirnya cenderung idealis tidak realistis dan sering mengambil keputusan dengan berdasarkan emosi perasaan belaka.

Namun sebenarnya dalam hidup ini yang namanya “idealisme’, suatu pemikiran tentang dunia utopia, merupakan hal penting yang membuat manusia tetap mempunyai semangat dan harapan untuk tetap hidup dan berjuang demi dunia yang lebih baik. Dunia utopia memang seperti mimpi. Tapi saya percaya bahwa mimpi yang terukur dan dikombinasikan dengan pemikiran serta semangat positif dapat mengubah dunia. Pada saat kita berhenti bermimpi, kita berhenti berusaha, maka kita akan mati.

Disinilah peran pemuda, sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi, yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan yang bergerak dan berusaha untuk sedekat mungkin dengan dunia utopia itu. Pemuda, diharapkan bisa membawa ide-ide segar, pemikiran-pemikiran kreatif dengan metode thinking out of the box yang inovatif, sehingga dunia tidak melulu hanya dihadapkan pada hal-hal jaman old yang itu itu saja dan tidak pernah berkembang. Dengan kata lain pemuda diharapkan menjadi pemimpin masa depan yang lebih baik dari pemimpin masa kini. Pemuda diharapkan untuk menjadi change agent, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan.

Pemuda Sebagai Change Agent

Dari hasil baca-baca saya, setidaknya ada lima karakteristik pemimpin yang baik yang harus ada dalam diri seorang Change Agent. Yang pertama, visi yang jernih. Sebagai pemimpin, seseorang harus memiliki target yang jelas sehingga program kerja dapat disusun dengan baik dan dengan tahapan yang berkesinambungan karena arah yang dituju jelas. Pemimpin yang baik harus bisa menjelaskan ide dan konsep yang ada dalam pemikirannya secara jernih kepada orang lain dan terutama kepada anggota tim kerjanya. Saya pikir Albert Einsten benar, “If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough”. Yang kedua, memiliki kegigihan untuk mencapai target. Yang ketiga, bersikap kritis dan analitis. Dengan kata lain, pemimpin yang baik harus selalu bernalar dan menggunakan akal sehatnya. Tidak ada hal yang ditelan bulat-bulat tanpa mengerti substansinya. Yang keempat, sarat akan pengetahuan dan memimpin dengan memberikan contoh, bukan hanya dengan instruksi. Yang kelima, membangun hubungan yang kuat dengan orang-orang sekitarnya dengan membangun kepercayaan. Dengan kata lain, pemimpin yang baik harus memiliki integritas agar dapat dipercaya.

Pemuda dan semangatnya dibutuhkan sebagai change agent dalam berbagai sektor, termasuk sektor politik. Selama masih ada yang namanya “negara”, politik juga akan selalu ada. Masalahnya, politik sudah terlalu lama terasosiasi sebagai suatu hal yang kotor dan karenanya dihindari banyak orang. Kata “politik” hampir identik dengan “perebutan kekuasaan demi jabatan dan uang”. Akibatnya, banyak anak muda berpotensi menghindari dan tidak peduli dengan politik. Namun sikap ini tanpa disadari secara tidak langsung membuat kondisi politik menjadi semakin buruk karena level of competition, baik dari sisi kemampuan maupun integritas, menjadi rendah untuk seseorang menduduki posisi strategis dalam lembaga-lembaga negara. Akibatnya orang-orang yang memegang kekuasaan dalam negara bukanlah orang-orang terbaik yang ada di negara tersebut, melainkan orang-orang yang memang dari awal masuk ke dalam politik dengan niat untuk semata-mata memperoleh jabatan dan kekuasaan demi uang atau kepentingan pribadi lainnya. Pada saat kancah politik dan lembaga negara dikuasai oleh orang-orang yang tidak berkualitas ini, semakin orang-orang yang berkualitas menjauhi area tersebut. Hal ini terjadi terus menerus dan menjadi lingkaran setan.

Generasi milenial harus bisa bertindak sebagai change agent dan memutus lingkaran setan tersebut. Pemuda harus tetap optimis dan tidak berhenti melakukan langkah-langkah perbaikan, termasuk dalam sektor politik. Pemuda harus mau peduli dengan kualitas politik negaranya dan berani terjun ke dalamnya. Karena perbaikan politik hanya akan terjadi pada saat orang-orang baik, profesional dan berintegritas masuk ke dalam politik.

Tidak dapat disangkal bahwa politik sudah terlalu lama disalahgunakan oleh orang-orang opportunist demi jabatan, kekuasaan dan uang semata. Tapi sesungguhnya ada dimensi lain dari politik, yaitu suatu alat dahsyat yang dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Apabila kita berpolitik dengan baik dan benar, maka kita dapat menjadikan dunia ini menjadi lebih baik. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandi, “Be the change you wish to see in the world “. Jangan mengandalkan orang lain untuk melakukan perbaikan, tapi kita harus mau turun tangan untuk melakukan perbaikan yang kita inginkan.

Contoh artikel psikologi berbahasa inggris - English Lesson

Nama    : Nusa Chandra NIM      : 1177000077 Kelas     : Psikologi 2B Matkul  : B. Inggris “ Brain protein crucial to recove...